ahli listrik dki jakarta


0811-195-537 | Listrik, maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan ???

Di  abad modern ini, listrik sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pentingnya hampir tidak ada  teknologi tanpa menggunakan listrik, dengan kata lain listrik sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Di Pusat Pembangkit Listrik, energi primer (seperti minyak, batubara, gas, panas bumi dan lain-lain) di ubah menjadi energi listrik, alat pengubah energi tersebut adalah generator, generator mengubah energi mekanis (gerak) menjadi energi listrik. Adanya perpindahan energi dalam suatu rangkaian akan membangkitkan medan listrik (elektro magnetik) sehingga timbullah apa yang disebut dengan arus listrik.

Dalam perkembangannya, banyak ilmuwan yang telah menyumbangkan pemikirannya tentang listrik. Sejarah awal ditemukannya listrik adalah oleh seorang cendikiawan Yunani yang bernama Thales Of Miletus pada abad ke 600 sebelum Masehi, yang mengemukakan fenomena batu ambar yang bila di gosok-gosokkan akan dapat menarik bulu sebagai fenomena listrik. Kemudian setelah tahun-tahun sesudahnya ide Thales dikemukakan, baru muncul lagi pendapat-pendapat serta teori-teori baru mengenai listrik seperti yang dikemukakan dan diteliti oleh :

–  William Gilbert dari Inggris (1600-an), menggunakan kata Latin “electricus” untuk menggambarkan bentuk energi yang ditemukan oleh Thales

–  Otto Von Guericke dari Jerman (1663), melakukan eksperimen bola sulfur yang diputar pada batang kayu yang menjadi asal mula penemuan generator listrik

–  Charles Francois Du Fay dari Perancis (1737), menemukan definisi muatan listrik yang terdiri dari muatan resinous atau negatif (-) dan vitreous atau positif (+)

–  Benjamin Franklin dari Amerika Serikat (1752), Semula ilmuwan baru bisa mengungkap tentang adanya listrik statis, namun Benjamin Franklin membuktikan listrik juga bisa bersifat dinamis dengan adanya aliran terus menerus antara proton dan neutron

–  James Watt dari Skotlandia (1769), penemu mesin uap, mesin uap ini menjadi salah satu pendorong terjadinya Revolusi Industri khususnya di Inggris dan Eropa pada umumnya. Untuk menghormati prestasinya, nama belakangnya Watt digunakan untuk menggambarkan unit penggerak seperti tenaga dan tenaga mesin    

–  Charles Augustin De Coulomb dari Perancis (1785), menyelidiki dan menemukan adanya gaya elektrostatik dari tarikan dan tolakan, tetapi juga melakukan pekerjaan penting pada gesekan atau yang dikenal dengan sebutan HUKUM COULOMB. Namanya ditetapkan sebagai satuan Standar Internasional (SI) dari muatan listrik  yaitu Coulomb

–  Alessandro Volta dari Italia (1800), penemu baterai juga kondensator, eudimeter, pistol listrik dan lampu udara. Ia terutama dikenal karena mengembangkan baterai pada tahun 1800. Hal ini juga yang membuat namanya diabadikan dalam satuan turunan di dalam Standar Internasional (SI) untuk mengukur perbedaan tegangan listrik yaitu Volt

–  Hans Christian Oersted dari Denmark (1820), menemukan bahwa ternyata pada kawat berarus timbul medan magnet. Dengan kata lain, kita dapat membangkitkan medan magnet dari arus atau arus dapat menghasilkan magnet

–  George Simon Ohm dari Jerman (1827), menemukan bahwa arus listrik yang mengalir melalui kawat sebanding dengan luas penampang dan berbanding terbalik dengan panjang kawat tersebut, yang umum disebut HUKUM OHM

–  Andre Marie Ampere dari Perancis (1881), penemu kuat arus listrik dan magnet listrik. Sebagai pengakuan atas kontribusinya terhadap penciptaan ilmu kelistrikan modern, namanya ditetapkan sebagai unit standar pengukuran listrik oleh sebuah konvensi internasional yaitu International Exposition of Electricity  

 Dalam hal kelistrikan, memang banyak tokoh yang telah berpartisipasi. Sebut saja De Coulomb, Alesandro Volta, Hans C. Oersted dan Andre Marie Ampere. Mereka ini dianggap “ahli-ahli” terbaik di bidang listrik.  Namun, dari semua itu,  yang paling berjasa dan dikenal paling populer dalam meneliti tentang listrik dan magnet. Dialah Michael Faraday, seorang ilmuwan asal Inggris.

Michael Faraday lahir pada tanggal 22 September 1791 di Newington Butts, Inggris. Orang tuanya tergolong keluarga miskin. Ayahnya hanya seorang tukang besi yang harus memberi makan sepuluh anaknya. Tak heran jika ayahnya tidak mampu membiayai sekolah anak-anaknya termasuk dengan Faraday. Untuk membantu ekonomi keluarganya pada usia 14 tahun Faraday bekerja sebagai penjilid buku sekaligus penjual buku. Di sela-sela pekerjaannya ia manfaatkan untuk membaca berbagai jenis buku, terutama ilmu pengetahuan alam, fisika dan kimia. Ketika umurnya 20 tahun, dia mengikuti ceramah-ceramah yang diberikan oleh ilmuwan Inggris kenamaan. Salah satunya adalah Sir Humphry Davy, seorang ahli kimia yang juga kepala laboratorium Royal Institution. Selama mengikuti ceramah Humphry Davy, Faraday membuat catatan dengan teliti dan menyalinnya kembali dengan rapi apa yang didengar dan dipelajarinya. Kemudian, berkas catatan itu ia kirimkan kepada Humphry Davy disertai lamaran kerja. Ternyata sang dosen tertarik dan mengangkat Faraday sebagai asistennya di Laboratorium Universitas terkenal di London. Saat itu usianya 21 tahun.

Di bawah bimbingan Davy, Faraday menunjukkan kemampuan pesat. Awalnya ia hanya bekerja sebagai seorang pencuci botol. Tetapi berkat kegigihannya dalam belajar, hanya dalam waktu relatif singkat, ia dapat membuat penemuan-penemuan baru atas hasil kreasinya sendiri, yaitu dua senyawa klorokarbon dan berhasil mencairkan gas klorin dan beberapa gas lainnya. Berkat kepandaiannya pula, Faraday dapat berhubungan dengan ahli ternama, seperti Andre Marie Ampere. Di samping itu, ia juga mendapat kesempatan berkeliling Eropa bersama Davy. Pada kesempatan itu, Farady mulai membangun pengetahuannya yang praktis dan teoritis. Davy memiliki pengaruh besar dalam pemikiran Faraday dan telah mengantarkan Farady pada penemuan-penemuannya. Penemuan Faraday pertama yang penting di bidang listrik terjadi tahun 1821. Dua tahun sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum magnet kompas biasa dapat beringsut jika arus litrik dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan. Dari temuan ini, Faraday berkesimpulan, jika magnet diketatkan, yang bergerak justru kawatnya. Bekerja atas dugaan ini, dia berhasil membuat suatu skema yang jelas di mana kawat akan terus-menerus berputar berdekatan dengan magnet sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat.

Sesungguhnya, dalam hal ini Faraday sudah menemukan motor listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat suatu benda bergerak. Betapa pun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan “nenek moyang” dari semua motor listrik yang digunakan di dunia sekarang ini. Sejak penemuannya yang pertama pada tahun 1821. Michael Faraday si ilmuwan autodidak ini namanya mulai terkenal. Hasil penemuannya dianggap sebagai pembuka jalan dalam bidang kelistrikan. Dalam percobaan-perocabaan yang dilakukannya pada tahun 1831, ia menemukan teori bahwa bila magnet dilalui sepotong kawat, arus akan mengalir di kawat, sedangkan magnet bergerak. Keadaan ini disebut “pengaruh elektromagnetik” dan penemuan ini disebut “Hukum Faraday”. Penemuan ini dianggap sebagai penemuan monumental. Mengapa? Pertama, “Hukum Faraday” memiliki arti penting dalam hubungan dengan pengertian teoritis kita tentang elektromagnetik. Kedua, elektromagnetik dapat dipergunakan sebagai penggerak secara terus menerus arus aliran listrik seperti yang digunakan oleh Faraday dalam pembuatan dinamo listrik pertama.

Dengan berbagai temuannya, tak berlebihan jika Faraday termasuk salah satu tokoh yang telah memberi sumbangan terbesar pada umat manusia. Ia seorang yang sederhana, seorang penemu yang mulai belajar secara autodidak. Kesederhanaannya ia tunjukkan ketika dia menolak diberi gelar kebangsawanan dan juga menolak jadi ketua British Royal Society. Karena masalah kesehatan, Michael Faraday berhenti meneliti. Tetapi, ia meneruskan pekerjaannya sebagai dosen sampai 1861. Ia meninggal dunia pada tanggal 25 Agustus 1867 dan dimakamkan di dekat kota London, Inggris.

Lalu, penggunaan listrik makin mutakhir dengan ditemukannya bola lampu pijar yang dapat menghasilkan cahaya dalam waktu yang cukup lama, berbicara tentang bola lampu tidak terlepas dari seorang ilmuwan yang bernama Thomas Alva Edison (lahir tahun 1847 M) yang telah berhasil menciptakan dan mengembangkan penggunaan listrik sebagai alat penerang. Meskipun Thomas Alva Edison dianggap sebagai penemu bola lampu namun beberapa tahun sebelumnya di Paris, lampu sudah digunakan sebagai alat penerangan. Begitupun jauh sebelum para ilmuwan tersebut berhasil dengan temuannya , Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW telah menulis tentang Prinsip Dasar Listrik, yaitu dalam Surat An Nur ayat 35.

Listrik dalam Al-Qur’an Surat An Nur ayat 35

Al-Qur’an bukan hanya berbicara tentang ibadah, kehidupan ataupun sejarah, ternyata Al-Qur’an juga berbicara tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (dalam hal ini listrik) seperti surat An Nur ayat 35, yang artinya : “…Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara,…”

Apabila kita amati sebuah bola lampu yang diletakkan di dinding dalam ruangan yang gelap, ketika lampu dinyalakan akan memberikan cahaya/pelita ke selurh ruangan, bola lampu tersebut seperti sebuah lubang yang bercahaya dan cahayanya tidak tembus ke ruangan lainnya. Bola lampu ditutupi oleh kaca yang kedap udara yang berguna untuk menimbulkan radiasi pada kumparan yang ada dalam kaca. Efek cahaya itu akan semakin jelas terlihat apabila lampu tersebut ditempatkan semakin tinggi, seperti sebuah bintang yang bercahaya. Seperti perumpamaan sebuah lampu.  

Masih dalam ayat yang sama : “… yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api, cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), …” Hal yang menarik adalah kalimat “… yang tumbuh tidak di sebelah timur dan tidak pula di sebelah barat …”, apabila kita memperhatikan arah mata angin, kalau bukan timur dan barat, bukankah ini berarti utara dan selatan, utara dan selatan adalah kutub magnet, magnet (elektro magnetik) berguna sebagai pembangkit induksi listrik untuk menghasilkan energi listrik.

Dalam ayat ini kata pohon zaitun seumpama generator dan minyak seumpama arus listrik dimana apabila arus dengan kutub yang berbeda dihubungkan akan menimbulkan percikan (“… minyaknya hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api…”). Ayat ini jelas-jelas menulis tentang listrik dan bola lampu, yang disampaikan melalui perumpamaan-perumpamaan, sesuai dengan kelanjutan ayat tersebut ”… Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang diakehendaki dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Sayyid Qutb dalam Fi Zilal Al-Qur’an menguraikan kandungan makna ayat yang sangat menakjubkan ini secara luas dan mendalam; suatu ayat yang timbul bersama dengan cahaya yang tenang dan mencerahkan menyebar ke seluruh alam; merasuk ke dalam perasaan dan seluruh organ-organ tubuh makhluk-Nya. Ia mengalir menembus ke seluruh sisi dan aspek kehidupan sehingga seluruh alam semesta bertasbih dalam lautan cahaya yang sangat terang.

Dari perspektif sains, cahaya bagaikan tiang-tiang yang menghubungkan langit dan bumi dalam bentuk hukum-hukum alam yang berlaku sebagai rahmat dan ketetapan-Nya. Dengan renungan yang panjang dan temuan demi temuan dari berbagai aspek dan fenomena alam, manusia secara bertahap mampu menguak rahasia alam. Revolusi ilmiah sejak masa peralihan dari abad 14 hingga 17 telah mengantarkan manusia ke berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang dengan pesat dan menjadi dasar ilmu pengetahuan modern. Dengan izin-Nya, perkembangan ilmu di zaman modern pasca-era peralihan meliputi hampir seluruh bidang sains dan teknologi, berikut aplikasinya.  

Dari berbagai fenomena alam secara bertahap manusia mampu memahami dan mengenal sifat-sifat listrik, cahaya dan optik. Melalui kreativitas, pemahaman itu kemudian dikembangkan dalam bentuk sains, teknologi, dan budaya yang pada akhirnya dimanfaatkan dalam berbagai bidang dalam kehidupan. Hampir pada semua bidang dalam sektor kehidupan hadir hasil-hasil karya anak Adam yang berupaya memanfaatkan cahaya, listrik, gelombang elektromagnetik yang bersifat ganda, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT. Mulai dari bidang kesehatan, komunikasi, ekonomi, lingkungan dan sosial, peran listrik hadir dan bermanfaat banyak dalam kehidupan manusia; sesuatu yang harus senantiasa disyukuri.

Patutlah menjadi renungan kita bersama bahwa Allah SWT mengulang pertanyaan-Nya berikut sebanyak 31 kali :

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman/55:13)

Pengulangan ayat ini menekankan betapa pentingnya rasa syukur kita kepada-Nya. Karenanya, didasari rasa syukur atas nikmat-Nya, perlu usaha untuk mengingatkan, mengajak, dan menyemangati khususnya generasi muda muslim untuk belajar sains dan teknologi berbasis listrik, di segala bidang, dengan tujuan di samping pengembangan sains dan teknologi itu sendiri, juga agar dapat dimanfaatkan secara arif dan bijaksana untuk kepentingan hidup dan kesejahteraan umat. Dengan mempelajari sains dan teknologi, mereka diharapkan dapat mengungkap penemuan-penemuan yang bermanfaat, aman, ekonomis, dan tentu saja tidak merusak lingkungan.

Sekian sedikit sejarah tentang penemuan listrik dari Admin. Semoga bermanfaat untuk Anda semua.

Jika ada kesulitan dan butuh bantuan tentang masalah listrik rumah Anda, kami siap membantu karena kami tukanglistrikpanggil.com, silahkan hubungi kami :

Phone : 0811-195-537

Email : info@tukanglistrikpanggil.com